Oleh: Asep
Setiawan
Modernisasi yang diikuti dengan perkembangan peradaban
manusia dalam berbagai lini kehidupan -khususnya kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi- di satu sisi patut disyukuri. Namun, di lain sisi, konsekuensi dan
implikasinya pun perlu diwaspadai. Modernisasi yang tumbuh dari rahim yang
kosong dari aspek ruhiyah dan hampa dari sisi spiritual, telah tampak
melahirkan berbagai macam penyakit, khususnya penyakit mental, moral dan
kejiwaan. Saat segala sesuatu dilihat dari kaca mata materi, setiap hari
dijejali dengan angan-angan meraih kesuksesan dunia namun dibuat lena dengan
kebahagiaan hakiki di akhirat sana dan seolah-olah segala persoalan bisa
dituntaskan dengan lembaran rupiah semata, kondisi semacam ini sejatinya
bukanlah kebahagiaan. Namun, itu semua merupakan kemiskinan spiritual yang
menggerogoti keimanan dan menjerumuskan ke dalam lembah kesengsaraan baik di
dunia apatah lagi diakhirat nanti.
Di antara dampak negatif dari modernisasi ini sebagaimana
yang terjadi di Barat adalah kekosongan bathin dan kehilangan pegangan dalam
hidup. Mereka sudah tidak peduli lagi dengan nilai moral dan ajaran agama.
Bahkan sedikit demi sedikit meninggalkan agama. Mereka menganggap bahwa hidup
di dunia adalah segala-galanya. Mereka tidak yakin dan tidak peduli lagi dengan
segala sesuatu yang berbau akhirat. Akhirnya, lahirlah budaya hidup yang
hedonis, egois-individualis, materialis dan konsumtif. Beragam tempat dan aneka
macam hiburan pun merebak luas. Mereka disibukkan terus-menerus dengan segala
hal kebendaan dan kesenangan sementara, tanpa ada kesempatan lagi untuk mengisi
kehampaan bathin dan kekosongan spiritual mereka. Kondisi seperti inilah yang mewarnai
kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi di Barat. Dan disadari ataupun tidak,
kini telah mulai menyebar dan merasuk ke dalam jantung kehidupan umat muslim.
Jika keadaan di atas terjadi pada kehidupan di Barat ataupun
mereka yang non-Muslim, itu bisa dikatakan wajar karena mereka tidak mempunyai
pedoman dan sandaran yang kuat dalam hidup dan beragama. Namun, jika situasi
demikian menimpa kaum muslimin, ini adalah hal cukup miris dan memprihatinkan.
Sebab, umat Islam memiliki kitab suci al-Qur’an dan sunnah yang membahas segala
problema dan aspek kehidupan. Mereka mempunyai segala penawar dan jawaban atas
semuanya. Namun kenapa mereka merasa kering dari salju dan embun ketenangan
ruhani? Padahal, barangkali mereka telah banyak beribadah dan beramal shaleh.
Mereka menunaikan shalat, puasa, zakat, haji, berdzikir, membaca al-Qur’an,
menghadiri majlis ilmu, mempelajari ilmu agama dan menjalankan ibadah-ibadah
lainnya. Lalu, mengapa seakan-akan segala ibadah dan amal shaleh yang dilakukan
itu tidak berefek dan berbekas dalam kehidupan mereka? Persoalannya adalah
apakah semua itu sudah dikerjakan dengan berdasarkan ilmu yang benar dan
disertai dengan penuh kesungguhan dan keikhlasan? Di sinilah barangkali
masalahnya.
Misalnya saja shalat, sudahkah ditunaikan dengan ilmu,
ikhlas dan kekhusyu’an? Sudahkah ia menjadi pencegah dari segala perbuatan keji
dan mungkar? Puasa, berhasilkah ia membentuk pribadi yang bertakwa dan
mengekang hawa nafsu dan angkara murka? Membaca al-Qur’an, sudahkah dibaca
dengan diringi upaya untuk memahami isinya, merenungkan (mentadzaburi)
kandungannya dan berusaha untuk mengamalkannya? Sudahkan ia menambah poin
keimanan dan menggetarkan syaraf qalbu? mampukah ia meluluhkan jiwa dan
perasaan serta melembabkan telaga mata si pembaca dan pendengarnya? Jika itu
semua belum tercapai, berarti ada yang salah, ada sesuatu yang keliru. Bisa
jadi, karena kurang tepat dan minimnya pemahaman terhadap berbagai aspek agama
dan ibadah, atau kurangnya upaya untuk mengamalkannya dengan sungguh-sungguh
dan sepenuh keikhlasan hati setelah mengetahuinya. Ibadah-ibadah dalam Islam
hanya dilakukan sebagai ritual semata tanpa diiringi dengan spiritual yang
mantap.
Berangkat dari kegelisahan di atas, maka dalam Kajian
Mahasiswa Kamis Pagi kali ini, pemakalah mengajak para pembaca sekalian
untuk mendiskusikan bersama-sama terkait masalah yang dipaparkan di atas tadi.
Sengaja makalah yang lengkap tidak dipaparkan secara lengkap, dengan tujuan
agar supaya setiap pembaca menuangkan pikiran dan memberikan sumbangsih atas
permasalahan yang sedang diderai oleh umat Islam sekarang ini. Selamat
merenungkan!
[1]
Disampaikan dalam acara diskusi Kajian
Mahasiswa Kamis Pagi, Mahasiswa ISID Gontor, Kamis, 3 Januari 2013 di
Masjid Jami’ ISID.
1 Komentar untuk "MARI KITA RENUNGKAN SEJENAK!"
The casino is a scam or fraud or a member of
The casino is 삼척 출장안마 a scam or fraud. 포항 출장마사지 the casino is a scam or fraud. The casino 당진 출장마사지 is a scam or fraud. 전주 출장샵 The casino is a 동해 출장마사지 scam or fraud. The casino is a scam or fraud.